Value Added Creation
Terjadi perubahan yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari saat ini, di mana produk-produk yang dipilih oleh
konsumen adalah produk yang murah namun dengan kualitas yang lumayan. Maka
tidak heran pasar segala macam produk di pasar dipenuhi oleh produk Cina yang
terkenal dengan harga murah.
Jika kita perhatikan dengan
seksama, maka prinsip konsumen dalam memilih produk sebenarnya tidaklah
berubah. Konsumen dari jaman ke jaman selalu berpegang pada nilai tambah yang
diperoleh. Apakah nilai tambah itu? Secara praktis dapat kita katakana nilai
tambah adalah quality over the price (kulitas
barang dibandingkan dengan harganya). Secara lebih luas dapat kita katakan
bahwa nilai tambah adalah manfaat yang dirasakan oleh konsumen dibandingkan dengan
pengorbanan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah tersebut.
Manfaat dapat dilihat dari manfaat fungsional, manfaat psikologis, manfaat
sosial, dsb. Sedangkan pengorbanan juga dapat dilihat sebagai pengorbanan
waktu, pengorbanan uang, pengorbanan psikologis, dst.
Makin besar manfaat yang
dipersepsikan oleh konsumen dibandingkan
dengan persepsi terhadap pengorbanan yang dilakukannnya, maka makin besar nilai
tambah yang dirasakan. Persaingan bisnis saat ini sebenarnya adalah persaingan
terhadap nilai tambah. Bagaimana produsen selalu berusaha meningkatkan manfaat
dari produk yang dihasilkannya dan pada waktu yang sama juga mengurangi
pengorbanan yang akan dirasakan oleh konsumen dengan menggunakan produk ini.
Inilah yang disebut dengan inovasi. Perusahan dari waktu ke waktu melakukan
inovasi, yaitu menghasilkan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkannya
relative terhadap produk competitor. Jadi jelas persaingan bisnis adalah
persaingan nilai tambah. Perusahaan akan menguasai pasa, jika perusahaan secara
konsisten melakukan inavasi menciptakan nilai tambah.
Para pelaku pemasaran juga
melakukan promosi dan publikasi terhadap nilai tambah, yaitu mengkomunikasikan
pesan-pesan yang akan membentuk persepsi masyarakat terhadap nilai tambah yang
akan dirasakan jika menggunakan produk yang dipromosikan. Marketing pada
dasarnya adalah mengkomunikasikan nilai tambah kepada masyarakat terhadap nilai
tambah produk yang dijual. Persepsi masyarakat terhadap produk yang
dipromosikan inilah yang menjadi moment
of truth (kontak momen kritis), yaitu harapan pelanggan yang akan
dibandingkan terhadap pengalaman nyata pelanggan dalam menggunakan produk
tersebut. Jika pelanggan merasa setuju dengan nilai tambah yang
dipersepsikannya, maka pelanggan merasa puas. Sebaliknya jika pelanggan merasa
persepsinya berbanding terbalik dengan pengalaman menggunakan produk, maka
hasilnya adalah tidak puas.
Nilai tambah ini perlu dirancang
oleh perusahaan sebagai value proposition
(nilai yang ditawarkan). Perusahaan perlu melakukan upaya yang terencana,
terkendali, dan terukur dalam upaya penciptaan nilai tambah ini. Bagaimana
menghasilkan nilai tambah dalam perusahaan? Bagaimana merancang proses Utama
dan proses pendukung di dalam perusahaan untuk mendukung penciptaan nilai
tambah tersebut? Bagaimana melibatkan pihak supplier dalam mendukung proses di
dalam perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah? Bagaimana menghitung dan menyiapkan sumber
daya, termasuk waktu, uang, dan tenaga ahli yang dapat mewujudkan nilai tambah
yang dirancang? Bagaimana dampak terhadap pelanggan, dampak terhadap keuangan
perusahaan, dampak terhadap persepsi produkyang dihasilkan? Maka disinilah
perlunya perumusan model bisnis dan strategi untuk mewujudkannya.
Saga Movers adalah layanan Jasa Pindahan Rumah, Jasa Packing, dan Jasa Kirim Mobil dari PT. SAGA PRIMA MANDIRI yang merupakan perusahaan berbadan hukum yang melayani jasa pindahan rumah dan jasa relokasi kantor Serta Jasa Packing/Pengepakan Barang , dan Jasa Kirim Mobil sejak tahun 2009.
Saga Movers adalah layanan Jasa Pindahan Rumah, Jasa Packing, dan Jasa Kirim Mobil dari PT. SAGA PRIMA MANDIRI yang merupakan perusahaan berbadan hukum yang melayani jasa pindahan rumah dan jasa relokasi kantor Serta Jasa Packing/Pengepakan Barang , dan Jasa Kirim Mobil sejak tahun 2009.
Penulis : DR. Martinus Tukiran, ST.,MT.
0 comments: